VOlUME 04 ISSUE 02 FEBRUARY 2021
1Bita Gadsia Spaltani, 2Uni Tsulasi Putri, 3Muhammad Farid Alwajdi
1,2,3Faculty of Law, University of Ahmad Dahlan Yogyakarta
Google Scholar Download Pdf
ABSTRACT
This study aims to explain the concept of environmental licensing in Law no. 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management and to describe the reformulation of environmental licensing in creating an environmentally sound business climate. This research was conducted using a normative legal approach, namely research that focuses on legislation as primary legal material. Based on the results of research and discussion, it was found that reformulation of the concept of environmental licensing must be returned to the nature of Law no. 32 of 2009 so that changes in the concept of environmental licensing in Law no. 11 of 2020 must be revoked concerning the impact of the application of the Law on environmental damage. A business climate built in the spirit of bringing in investment does not fundamentally have to do so by removing the important environmental licensing principles. Penganuliran the amendment of the Environment Protection and Management Law articles in the Job Creation Law to become a form of legal reformulation solution while maintaining environmental licensing principles that are environmentally sound.
KEYWORDSbusiness climate, environmental insight, environmental licensing, Job Creation Law.
REFERENCES
1) E. J. Sinaga, “Upaya Pemerintah Dalam Merealisasikan Kemudahan Berusaha di Indonesia (The Government Eforts In
Realizing Ease of Doing Business in Indonesia),” J. Rechtsvinding, vol. 6, no. 3, pp. 329–348, 2017.
2) A. P. Salsabila and V. A. Riandini, “Pemaknaan Kepentingan Masyarakat dan Kepentingan Hukum Bisnis-Ekonomi dalam
Pembangunan ( Studi Kasus Pembangunan PT Semen Indonesia di Rembang ),” Lex Sci. Law Rev., vol. 3, no. 1, pp. 87–
102, 2019.
3) F. A. Hidayat and A. Basuki, “Perizinan Lingkungan Hidup Dan Sanksi Pidana Bagi Pejabat Pemberi Izin,” Perspektif,
vol. 19, no. 2, pp. 94–103, 2014, doi: 10.30742/perspektif.v19i2.12.
4) K. Benuf and M. Azhar, “Metodologi Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum
Kontemporer,” Gema Keadilan, vol. 7, no. 1, pp. 20–33, 2020.
5) D. L. Sonata, “METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF DAN EMPIRIS : KARAKTERISTIK KHAS DARI
METODE MENELITI HUKUM,” Fiat Justisia J. Ilmu Huk., vol. 8, no. 1, pp. 15–35, 2014.
6) H. Muchtar, “Analisis Yuridis Normatif Sinkronisasi Peraturan Daerah dengan Hak Asasi Manusia,” Humanus, vol. 14,
no. 1, pp. 80–91, 2015.
7) Ardimansyah, “Implikasi Penetapan Izin Lingkungan Bagi Usaha dan Atau Kegiatan Pertambangan,” Al’Adi, vol. X, no.
2, pp. 253–276, 2018.
8) S. K. Yakin, “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Sebagai Instrumen Pencegahan Pencemaran Dan
Perusakan Lingkungan,” Badamai Law J., vol. 2, no. 1, pp. 113–131, 2017, doi: 10.32801/damai.v2i1.3393.
9) K. Karlangi, “Kedudukan Amdal Tentang Eksploitasi Pertambangan Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” Lex Priv., vol. 6, no. 1, pp. 43–51, 2018.
10) D. Kusuma, A. Syahrin, S. Arifin, and P. Tarigan, “Izin Lingkungan Dalam Kaitannya Dengan Penegakan Administrasi
Lingkungan Dan Pidana Lingkungan Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Uupplh),” Usu Law J., vol. 2, no. 1, pp. 124–138, 2014.
11) Helmi, “Membangun Sistem Perizinan Terpadu bidang Lingkungan Hidup di Indonesia,” J. Din. Hukum. Fak. Huk. Univ.
Jambi, vol. vol 11, no. 1, pp. 139–148, 2011.
12) S. Wijoyo, “Persyaratan Perizinan Lingkungan Dan Arti Pentingnya Bagi Upaya Pengelolaan Lingkungan Di Indonesia,”
Yuridika, vol. 27, no. 2, pp. 97–110, 2012, doi: 10.20473/ydk.v27i2.290.
13) A. Putra, “Penerapan Omnibus Law Dalam Upaya Reformasi Regulasi,” J. Legis. Indones., vol. Vol 17, no. 1, pp. 1–10,2020.
14) A. S. Suryani, “Perizinan Lingkungan Dalam Undang-Undang Cipta Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kelestarian
Lingkungan,” Info Singkat, Kaji. Singk. Terhadap Isu Aktual dan Strateg., vol. XII, no. 20, pp. 13–18, 2020.
15) A. S. SUDARWANTO and D. B. Kharisma, “Omnibus Law Dan Izin Lingkungan Dalam Konteks Pembangunan
Berkelanjutan,” J. Rechts Vinding Media Pembin. Huk. Nas., vol. 9, no. 1, pp. 109–123, 2020, doi:
10.33331/rechtsvinding.v9i1.411.
16) F. Y. D. Siregar, “Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum,” Aspek Huk. Penyederhanaan Perizinan Badan Usaha di Bid.
Lingkung. Hidup dalam Undang. Cipta Kerja, vol. 7, no. 2, pp. 184–192, 2020.
17) Bappenas, “Apa Itu SDGs ?” [Online]. Available: http://sdgsindonesia.or.id/.
18) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Pilar Pembangunan Sosial. 2020.
19) Bappenas, Pilar Pembangunan Lingkungan. 2017.
20) Bappenas, Pilar Pembangunan Ekonomi. 2017.
21) M. Indikator, Hukum & tata kelola. 2020.